Beberapa orang punya panggilannya sendiri buat Sigi. Pakde
Argo manggil Sigi si cempluk, mbah Sarijan manggil Sigi si montok, ayah manggil
Sigi embem atau Sigi embru, bunda manggil Sigindut trilili. Ternyata panggilan
itu punya makna sama, intinya Sigi genduuuuuut. Kemarin waktu ketemu bu dokter
cantik, bunda sempet kuciwa lihat berat badan Sigi cuma naik 600 gram padahal
biasanya selalu di atas sekilo. Pas curcol sama bu dokter kenapa bulan ini cuma
naik dikit malah diketawain, katanya Sigi naiknya buanyak banget. Dari lahir
cuma 2 kg sekarang 5 bulan udah 7 kg, berarti udah 3 kali lebih berat lahir.
Normalnya kalau bayi 6 bulan aja beratnya 2 kali berat lahir. Dan usia 5-6
bulan itu kenaikan berat badan bayi memang hanya berkisar 500-750 gram. Kalau
tiap bulan naik sekilo terus, ntar setahun bisa 14 kg dong. Trus bunda masih
aja protes, tapi bu dokter kenapa Sigi baru bisa tengkurep telentang sendiri
menjelang 5 bulan? Biasanya kan 4 bulan udah bisa Bu. Jawab bu dokter "Dia
keberatan badan bu, Sigi kan kegendutan". Hehehe iya juga ya, pas lihat
tabel berat badan bayi baru nyadar kalau Sigi kegendutan, dengan berat 7 kg
panjangnya cuma 61 cm. Betapa ayah dan bunda bersyukur perkembangan Sigi begitu
bagus.
Sebenarnya kemarin itu jadwalnya Sigi imunisasi rotarix buat
kekebalan diare. Tapi kondisi pencernaan Sigi sedang agak terganggu. Udah
seminggu ini Sigi sering muntah dan kembung, trus beberapa hari terakhir juga
pupnya jelek, keseringan. Bisa 3 sampai 4 kali sehari bahkan pernah sampai 5
kali, padahal biasanya cuma sekali sehari atau dua hari sekali. Kata bu dokter
itu bisa jadi adalah diare karena Sigi suka masukin semua benda ke mulut,
dijilat dan dikenyot. Padahal udah diawasi terus lho, tetep aja bisa kecolongan
ngenyot-ngenyot. Ayah dan bunda tahu lho kalau Sigi sebenarnya sudah mengerti
arti "no". Sigi udah mengerti dilarang jilat atau ngenyot, tapi suka
sembunyi-sembunyi atau pura-pura ngucek mata trus langsung lhep jempolnya masuk
mulut. Lebih ngeselin lagi kalau Sigi lagi nenen pura-pura pegang nenen bunda
trus dari samping pojok bibir pelan-pelan masukin jempol sambil matanya nglirik
bunda. Dikira bisa bohongin ayah bunda ya??? Itu jelek banget sayaaaaaang.
My son, observe the
commandment of your father, and do not forsake the
teaching of your mother;
Bind them continually on your heart; Tie them around
your neck. When you walk
about, they will guide you; when you sleep, they will
watch over you; and when
you awake, they will talk to you.
- Proverbs 6:20-22
Ayah dan bunda makin menyadari bahwa sejak bayipun manusia
sudah membawa natur dosa. Gak ada yang ngajarin Sigi seperti itu tapi kok bisa
dia mau bohongin kami orang tuanya. Benarlah memang Firman Tuhan bahwa semua
orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Termasuk Sigi si bayi
lima bulanpun sudah berbuat dosa, dan upah dosa adalah maut. Kami gak mau Sigi
menerima maut kekal, kami mau Sigi menerima keselamatan kekal. Kami mau Sigi
percaya dan mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan, Juru Selamatnya pribadi. Bagaimana
Sigi bisa percaya bila dia tidak mendengar? Bagaimana dia bisa mendengar bila
tidak ada yang memberitakan? Inilah tugas utama kami orang tua Sigi untuk setia
memberitakan kabar keselamatan padanya, memperdengarkan injil Kristus setiap
saat.
And these words, which I am commanding you today,
shall be on your heart;
and you shall teach them diligently to your sons and shall
talk of them when
you sit in your house and when you walk by the way and when
you lie down
and when you rise up.
- Deuteronomy 6:6-7
Akhirnya imunisasi rotarix Sigi ditunda sampai tanggal 8
bulan depan dan Sigi diberi zink untuk melapisi usus dan bakteri baik laktoB
untuk melawan bakteri jahat agar diarenya segera sembuh. Zink ini rasanya cukup
menyengat sehingga awal-awal kami bingung bagaimana caranya minumin ke Sigi.
Baru sampai setetes di lidah langsung disembur-sembur, kalau ketelen sampai
tenggorokan malah muntah. Hari pertama kami gagal. Paginya kami coba beri lagi
ternyata sama saja, Sigi muntah lagi. Akhirnya pas bunda ke gereja si ayah
kasih Sigi ASIP yang sudah dicampur zink. Ayah sambil jelasin ke Sigi kalau
ASIPnya ini punya bunda dicampur sama zink biar perut Sigi gak sakit lagi.
Awalnya Sigi menolak, dotnya dipakai mainan digigit-gigit, tapi lama-lama mau
juga. Memang si ayah cukup sabar nenenin Sigi pakai dot. Sampai 10 hari Sigi
nenen dot ASIP plus zink tiap malam sama ayah.
Ayah Sigi gak cuma sabar lho, ayah juga hebat dan gentleman.
Waktu nonton MTGW ada penonton yang bertanya apakah Pak MT mempersilakan sang
istri mengejar karir saat masih muda dan belum mapan. Lalu Pak MT menjawab (ini
kalimat saya, seingat saya, soalnya tidak saya rekam) itu adalah keputusan
suami untuk tegas meletakkan istri pada tugas dan peranannya sebagai istri dan
ibu, bukan pencari nafkah. Para pria gentleman harus dengan berani mengatakan
saya akan mencari nafkah menghidupi istri dan anak saya. Lalu mengibaratkan orang
memiliki kuda kesayangan seharga 2 milyar yang pasti akan dijaga sungguh-sungguh
dan diberikan perawatan terbaik. Sedangkan anak jauh lebih berharga dari kuda,
sungguh tak ternilai harganya, maka harus dijaga dan dipelihara dengan sangat
baik oleh orang yang dapat dipercaya yaitu ibu. Pendidikan terbaik bagi seorang
anak adalah oleh ibunya (baik pendidikan karakter, akademis maupun pendidikan
iman -red. Ini tambahan saya sendiri-). Mendengar itu bunda langsung tersenyum
bertatapan dengan ayah, lalu menoleh ke Sigi sambil bilang: kelak saat Sigi
dewasa harus dengan bangga bilang "Sigi punya ayah hebat dan gentleman!!!"
Ayah rela dan berani kerja sendiri buat keluarga kita lho. Bahkan saat
ditanting mamah ti apakah yakin dengan keputusan resignnya bunda, dengan tegas
ayah menjawab, saya yakin dan pasti akan bertanggung jawab, tidak akan
membiarkan Angga dan Sigi kelaparan. Two tumbs up buat ayah ganteng!!! Kehebatan
ayah masih banyak lagi nak, dan patut kamu teladani saat dewasa nanti. Tiap
weekend ayah udah bisa belanja ke pasar sendiri berbekal catatan dari bunda,
malah hari minggu ini ayah ke pasar tanpa catatan karena sudah kesiangan bunda
gak sempat buat catatan. Bahkan si ayah yang dulu gak pernah nawar, sekarang
udah jago nawar (setelah berguru sama bunda tentunya). Beras 50 ribu bisa
didapat ayah seharga 48 ribu, lumayanlah irit 2 ribu hehehe. Kalau weekend di
rumah, ayah juga selalu rajin ngerjain kerjaan rumah, cuci piring, cuci dan
setrika baju, kadang nyapu ngepel. Makanya bunda selalu menghitung hari,
berharap weekend segera tiba. Ternyata gak cuma dulu pas masih jadi pegawai,
sekarang ibu rumah tanggapun mengharapkan weekend.
Sigi anakku sayang, ikutilah teladan ayahmu sebagai seorang
lelaki yang bertanggung jawab. Contohlah ketegasannya dan kerendahan hatinya
sebagai pemimpin keluarga kita yang mau ikut turun tangan melayani, mengerjakan
kerjaan rumah. Dialah cerminan Allah Bapa di dunia ini yang memelihara Sigi,
dan memastikan Sigi senantiasa merasa aman dan nyaman.