Sigi sudah 18 bulan, jadi harus imunisasi ulangan (booster) untuk polio, DPT dan HIB. Sebenarnya saya sudah lupa dengan jadwal imunisasi ini, udah lama tidak saya cek. Untungnya saat ke Posyandu diingatkan dan ditawari untuk imunisasi disana. Saya pernah membaca kalau booster harus sama merknya dengan imunisasi terdahulu agar kompatibel atau efektif. Setau saya kalau di posyandu tidak memakai pediacel (sepaket/kombo) tapi terpisah tiap jenis vaksinnya, yang berarti merknya pasti berbeda dangan vaksin Sigi sebelumnya. Jadi saya putuskan untuk imunisasi di RS MKD saja, tempat Sigi biasa imunisasi.
Hari Selasa malam kami bertemu dengan dr. Intan untuk imunisasi sekalian konsultasi. Ternyata Bu dokter cantik ini masih ingat sama Sigi. Saat ditanya sudah bisa bicara apa, kami sebutkan beberapa kata yang biasa Sigi ucapkan, seperti mana, dah (sudah), kuda, mam (makan), num (minum), njem (pinjem). Bu dokter mengernyitkan dahi keheranan Sigi bisa bisa "pinjem" (yang menurutnya cukup sulit) tapi malah tidak bisa mengucapkan kata yang lebih mudah, seperti "nenen". Lalu kami jelaskan bahwa untuk meminta ASI Sigi terbiasa memakai sign language, dulu awalnya kami mengajarkan sign language agar Sigi tidak merengek-rengek kalau meminta sesuatu tetapi bisa menjelaskan apa yang dia butuhkan atau inginkan. Tapi jadinya keterusan sampai sekarang, dia tidak mau berusaha untuk mengucapkan kata-kata kalau minta ASI. Kami dinasehati bu dokter agar lebih banyak memberikan stimulus pada Sigi karena usia 18-24 bulan daya serap bahasa anak sedang tumbuh pesat, sehingga diharapkan usia 2 tahun Sigi sudah bisa mengucapkan 100 kata. WoW banyak juga ya…