Sabtu, 21 Maret 2015

Booster Pediacel

Sigi sudah 18 bulan, jadi harus imunisasi ulangan (booster) untuk polio, DPT dan HIB. Sebenarnya saya sudah lupa dengan jadwal imunisasi ini, udah lama tidak saya cek. Untungnya saat ke Posyandu diingatkan dan ditawari untuk imunisasi disana. Saya pernah membaca kalau booster harus sama merknya dengan imunisasi terdahulu agar kompatibel atau efektif. Setau saya kalau di posyandu tidak memakai pediacel (sepaket/kombo) tapi terpisah tiap jenis vaksinnya, yang berarti merknya pasti berbeda dangan vaksin Sigi sebelumnya. Jadi saya putuskan untuk imunisasi di RS MKD saja, tempat Sigi biasa imunisasi.

Hari Selasa malam kami bertemu dengan dr. Intan untuk imunisasi sekalian konsultasi. Ternyata Bu dokter cantik ini masih ingat sama Sigi. Saat ditanya sudah bisa bicara apa, kami sebutkan beberapa kata yang biasa Sigi ucapkan, seperti mana, dah (sudah), kuda, mam (makan), num (minum), njem (pinjem). Bu dokter mengernyitkan dahi keheranan Sigi bisa bisa "pinjem" (yang menurutnya cukup sulit) tapi malah tidak bisa mengucapkan kata yang lebih mudah, seperti "nenen". Lalu kami jelaskan bahwa untuk meminta ASI Sigi terbiasa memakai sign language, dulu awalnya kami mengajarkan sign language agar Sigi tidak merengek-rengek kalau meminta sesuatu tetapi bisa menjelaskan apa yang dia butuhkan atau inginkan. Tapi jadinya keterusan sampai sekarang, dia tidak mau berusaha untuk mengucapkan kata-kata kalau minta ASI. Kami dinasehati bu dokter agar lebih banyak memberikan stimulus pada Sigi karena usia 18-24 bulan daya serap bahasa anak sedang tumbuh pesat, sehingga diharapkan usia 2 tahun Sigi sudah bisa mengucapkan 100 kata. WoW banyak juga ya…

Selasa, 24 Februari 2015

Parable of the sower

Bulan Januari Sigi belajar perumpamaan tentang penabur di kelas sahabat Kristus. Proyek kelasnya membuat tanaman dari kacang hijau di gelas plastik. Tapi hanya bertahan sampai seminggu.
Lalu saya ajari dia untuk menanam pohon cabai di pot. Dia suka sekali. Setiap hari kami bersama menjemur dan menyiram tanaman kami. Sengaja saya buat awalnya dari buah cabai saya keringkan lalu bijinya ditabur di tanah subur (agar mirip dengan perumpamaan sang penabur). Setelah dua minggu lebih, biji cabainya baru mulai berkecambah. Kami juga belajar sabar nih menunggu pertumbuhan si pohon cabai. Semoga nanti kami bisa melihat dan menikmati buahnya, biar bisa jadi bahan belajar buat Sigi, bahwa benih cabai yang dulu dia tanam di tanah yang subur akhirnya berbuah lebat.


Barusan lihat di youtube ternyata ada juga animasi yang lumayan bagus buat Sigi tentang penabur ini.


Semoga semua pelajaran ini membekas di hati dan ingatan Sigi. Kalau mau bertumbuh dalam Tuhan dan berbuah lebat, Sigi harus memiliki hati yang lembut, seperti tanah yang baik dan subur. Sehingga Firman Tuhan yang ditabur dalam hati Sigi tidak dimakan burung di jalan, atau mati terhimpit kekuatiran dan terkikis panasnya matahari, melainkan bertumbuh subur dan berbuah lebat.





Ini gambar jenis-jenis hati dari perumpamaan tadi. Yang manakah hatimu?



Ayat hafalan bulan ini:
Efesus 6:1 Hai anak-anak taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.

Lagu favorit Sigi sebelum masuk kelas SK adalah jari-jariku bisa berdoa, karena tiap malam sebelum tidur Sigi baca alkitab bergambar sama ayah trus nyanyiin lagu itu sebelum berdoa. Sekarang semenjak ikut SK dia jadi suka lagu haleluya Puji Tuhan karena pakai gerakan tangan digulung-gulung.

Kalau ayah dan bunda, bulan Januari diajari gimana caranya menolong anak untuk taat. 
Prinsip ketaatan (ringkasan buku Growing Kids God's Way):
1. Segera
2. Seutuhnya
3. Tanpa membantah
4. Tanpa mengeluh
"Say what you mean. Mean what you say" anak harus mengerti jelas instruksi orang tua dan ortu harus bersungguh-sungguh dengan setiap ucapannya. Sekarang kita sedang mengajari Sigi untuk merespon saat di panggil dengan datang segera (karena dia belum lancar ngomong jadi belum bisa jawab ya ya ya). Ini agak susah terutama kalau dia lagi asyik main, benar-benar susah sekali walaupun sudah diulang berkali-kali.

Ini ada beberapa tips yang diberikan di kelas SK:
1. Eye contact. Ini harus dilatih, sebagai bentuk anak menghormati dan memperhatikan kata-kata orang tua.
2. First time obidience. Sebagai bentuk penundukan hati anak. Taat itu dengan hati bukan karena terpaksa.
3. Five-minute-warning. Dilakukan ketika kita memberi instruksi tetapi si anak sedang asyik melakukan sesuatu. Tujuannya untuk memberikan waktu pada anak untuk mempersiapkan hati. Misalnya sedang seru-serunya main dipanggil Ayah untuk mandi, dikasih waktu 5 menit untuk menyelesaikan main dan membereskan mainannya.
4. No bribing. Tidak boleh menyuap anak agar menaati instruksi kita. Misal menjanjikan sesuatu saat anak menangis/berperilaku buruk agar dia mau diam. Akibatnya anak akan selalu memakai senjata menangis atau berteriak untuk meminta sesuatu dan orang tua seperti diperas. Sebaliknya, berikan reward sebagai hadiah atas usahanya melakukan hal baik sesuai kesepakatan.
5. No threatening. Tidak boleh menakut-nakuti anak, karena itu berarti memberikan ancaman dan ortu tidak bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Anak akan merasa diperlakukan tidak adil, kalaupun dia taat, itu dilakukan dengan terpaksa bukan rela hati.
6. No negotiating in conflict. Ortu harus mencari nonconflict time untuk memasukkan nilai-nilai ke dalam hati anak, termasuk didikan dan teguran.
7. No nagging. Jangan berikan apa yang diminta ketika dia merengek. Beri contoh cara mengatakan yang benar dengan nada sopan.

Teorinya memang begitu, tapi prakteknya sangaaaaaat sulit. Perlu dilatih terus dan terus., dan tentunya sangat butuh kasih karunia Tuhan setiap hari.

Terima kasih untuk kelas SK bulan Januari, kami sangat merasa diberkati.

Selasa, 03 Februari 2015

Allah yang memberi pertumbuhan

Sudah lama sekali tidak update blog, banyak cerita terlewat tapi tak sempat tersurat. 18 September 2014 ulang tahun pertama Sigi dirayakan dengan kebaktian pengucapan syukur di rumah mamah Ti. Kami sangat bersyukur Tuhan begitu setia memelihara Sigi. Perjalanan pulang pergi ke Rembang cukup cepat dan lancar, om Yosi dan ayah bergantian menyetir mobil dan kita semua sampai dengan selamat dan sehat kecuali Bunda yang masuk angin dan diare. Selama di Rembang Sigi senang sekali karena punya teman baru, mbak Vina dan mas Rado, ada juga si urip dan karjo burung beo dan nuri di rumah kakung. Sigi suka banget sama urip. Di rumah mamah Dyah lebih seru lagi, jam 6 pagi anak-anak sudah pada bangun dan main di pekarangan. Mas Rado langsung ambil sapu bantuin mamahnya sama papah Agung bersih-bersih pekarangan. Lalu kita semua kasih makan ayam yang buanyak sekali. Tapi makanannya banyak direbut sama Timmi, anjingnya mbak Vina. Disana Sigi juga main sama kambing embek-embek. Pokoknya enak banget deh tinggal di rumah mamah Dyah, udaranya masih seger di tengah sawah banyak pohonnya, ada blumbang kolam lele juga tapi sayangnya kemarin lagi kering gak ada isinya. Semoga Sigi bisa segera main ke sana lagi ya...... Soalnya di Depok udah susah menemukan banyak binatang seperti di sana, paling adanya cuma kucing liar di jalanan sekitar rumah. Sekarang Sigi main kucing aja sudah seneng banget, soalnya gak ada yang lain sih. Pepohonan di sekitar sini juga sudah banyak yang ditebang untuk dibangun jalan tol dan apartment, sedih sekali rasanya. Tinggal di sini sangat minim mendapatkan ruang terbuka hijau yang nyaman buat main anak. Lapangan di tengah perumnaspun sudah dibeton semua, sulit sekali mendapatkan lahan bermain yang masih ada rumut dan tanahnya.

Tanggal 1 Desember kemarin akhirnya Sigi sudah bisa berjalan sendiri. Saya sedang menyiapkan makanannya saat ayah pulang kantor dan membuka pintu gerbang. Biasanya kami bukakan pintu buat ayah bersama-sama. Tapi karena hari itu pintu sudah terbuka, saya hanya bilang ke Sigi "tuh ayah sudah pulang tuh...." Tiba-tiba dia langsung berjalan sendiri dari ruang TV ke depan pintu menyongsong kedatangan ayahnya. Si ayah girang banget jadi orang pertama yang melihat Sigi berjalan hehehehe. Sekarang Sigi juga lagi hobi bantuin Bunda di dapur. Bukan bantuin masak atau cuci piring, tapi bantu ngacak-acak peralatan masak. Semuanya diturunkan dari rak trus dipakai main, ada yang dijadikan topi ada juga yang dielus-elus sampai dipukul-pukul. Dia suka meraba-raba, ada yang permukaannya kasar, halus atau berlubang. Lalu dia juga memasukkan mulutnya ke dalam tupperware tempat kue lalu bergumam wa..wa..wa.. Mungkin dia merasa suaranya kok jadi aneh bergema gitu hehehe. Setiap hari semakin bertambah kepintarannya.

Oia, post ini saya beri judul "Tuhan yang memberi pertumbuhan" karena mendadak teringat dengan ayat pegangan zaman kuliah dulu kalau lagi pusing mikirin AKK yang kadang terlihat sulit bertumbuh. Ayat inilah yang seringkali memberikan penguatan dan penghiburan. 1 Korintus 3:6 Aku menanam, Apolos menyiram tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Sekarang Firman Tuhan inilah yang memberikan penghiburan bagi saya ketika beberapa waktu yang lalu Sigi (saat usia 13 bulan) dua kali sakit dalam satu bulan. Sampai ada teman gereja yang mempertanyakan mengapa Sigi sering sakit dan badannya terlihat kurus. Saya berusaha semampu saya untuk memberikan dia makanan yang bergizi, juga mengajak dia setiap hari bermain di luar rumah. Namun tetap saja hal itu tidak memberi jaminan bahwa dia tidak akan sakit, bukan? Sayapun mengaminkan nasihat suami bahwa hati yang gembira adalah obat yang manjur. Sedapat mungkin saya mengajak Sigi bermain agar hatinya gembira. Sebesar apapun usaha saya menjaga Sigi, tetaplah hanya Tuhan yang mampu memberikan pertumbuhan.

Awalnya Sigi hanya batuk lalu sering muntah. Pagi-pagi diantar om Yosi ke dokter hanya diberi obat antibakteri buat batuknya. Seharian muntah terus, bahkan minum air putihpun muntah. Akhirnya dibawa ke RS sama ayah dan kata dokter sudah hampir dehidrasi. Malam pertama di RS ternyata Sigi diare. Berdasarkan hasil cek lab Sigi terkena virus lalu ditunggangi bakteri makanya jadi diare. Sigi opname selama 4 hari dan mendapat terapi inhalasi karena batuknya sudah semakin parah. Setiap kali datang petugas inhalasi Sigi langsung ketakutan dan menangis sepanjang waktu inhalasi padahal tidak sakit, hanya takut saja hehehe... Setelah sembuh, seminggu kemudian Sigi sakit lagi, demam lalu muncul merah-merah di kulitnya. Menurut dokter karena terkena virus, tapi dokter tidak memberikan obat hanya vitamin agar mau makan banyak. Puji Tuhan sigi cepet sembuhnya.

Kemarin usia 14 bulan ujung penis Sigi iritasi kemerahan dan ada putih-putihnya seperti nanah lalu pecah. Kami bawa ke dokter disarankan untuk disunat. Lalu kami mencari second opinion ke dokter Sigi waktu bayi, dr. Intan Tumbelaka. Menurut beliau hanya iritasi tidak perlu disunat nanti bisa sembuh dan sebaiknya tidak memakai diapers lagi. Setelah 2 hari diberi salep akhirnya sembuh tanpa perlu antibiotik seperti saran dokter yang pertama. Dan kabar baiknya, Sigi jadi mulai belajar pipis di kamar mandi. Sekarang usia 16 bulan Sigi udah jarang ngompol kalau siang, asal rajin diajak pipis di kamar mandi. Tapi kalau tidur (siang maupun malam) pasti masih ngompol.

Mulai Januari Sigi totschool di rumah sama bunda. Awal-awal kita berdua excited banget, dan Sigi selalu betah tiap dikasih tools baru. Sekarang bundanya kehabisan ide, dan tiap kali dikasih tool yang sama Sigi pasti bosen. Contohnya aja main biji-bijian, sekali dua kali main kacang hijau or kedelai bisa betah sampai setengah jam, sekarang paling gak sampai 5 menit udah diberantakin trus ditinggal. Begitupula nasib sedotan warna-warni, magnet kulkas maupun bola pingpong. Yang masih bertahan agak lama cuma mainan colorful shape yang dimasukin ke bola sesuai bentuknya (soalnya agak susah dan Sigi belum berhasil menaklukkannya hehehe). Mainan lingkaran2 yang dimasukkan disusun berbentuk menara, Sigi juga sudah pintar sejak usia 15 bulan. Hari ini ayah beliin mainan baru biar Sigi gak bosen dan bisa lebih banyak belajar.

Januari ini Sigi juga sudah masuk kelas sahabat Kristus. Setelah dua kali pertemuan, Sigi mulai menikmatinya, nyanyi lagu-lagunya, dengerin ceritanya juga mainannya banyak. Cuma satu yang dia belum cocok, makanannya. Maklum giginya baru ada 6 di depan jadi belum bisa mengunyah snack yang keras, bahkan kemarin sempet keselek sampai muntah. Sejak ikut sahabat Kristus, Sigi jadi senang dibacain buku cerita. Setiap malam sebelum tidur, gosok gigi, cuci tangan, baca buku sama ayah trus berdoa lalu tidur. Minggu ini di SK Sigi belajar kalau benih firman Tuhan ditanam di tanah yang subur, maka akan bertumbuh dan berbuah lebat. Jadilah proyek minggu ini kita menanam pohon, tapi cuman dari kacang hijau dijadikan kecambah di gelas plastik. Tadi seharian lihat tanamannya mbah Talan di lapangan. Besok bunda mau nanam daun saga dan pohon cabe di pot, semoga bisa tumbuh. Sekalian Sigi belajar menanam pohon beneran.

Oia, hari ini tepat satu tahun saya menjadi istri dan ibu penuh waktu, gak berasa banget. Senang sekali bisa menikmati kasih karunia Tuhan yang luar biasa ini. Tidak sedetikpun kami ditinggalkan, dan tidak sekalipun kami kekurangan. Bahkan sekarang kami sudah memiliki satu orang anak asuh di bangku SMP. Kami bukan hanya dipelihara Tuhan, bahkan kami dipakai menjadi saluran berkatNya. To God be the glory.